Kamis, 10 September 2009

Keluarga sebagai Pilar Pembangunan Bangsa

NASKAH PIDATO DALAM RANGKA MILADIYAH AISYIYAH


Yth. Ibu Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Rejang Lebong
Yth Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kabupaten Rejang Lebong
Yth. Dewan Juri Lomba Pidato
Serta para undangan dan peserta lomba pidato yang berbahagia
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil’alamin, wa bihi nasta’iinu’alaa umuuriddunya waddiin, wash shalatu was salamu’alaa asyrafil anbiya iwal mursalin, wa’alaa aalihi wa ash-habihi ajmai’in, amma ba’du:
Marilah kita sampaikan puji dan syukur kehadirat illahi Rabbi yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayahNya juga kesehatan dan kesempatan kepada kita sehingga dapat melaksanakan serta mengikuti lomba pidato dalam rangka miladiyah Aisyiyah yang ke ...... dengan tema Penguatan Keluarga sebagai Pilar Pembangunan Bangsa di Aula Panti Asuhan Aisyiyah yang kita cintai ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah menempatkan manusia begitu terhormat dan membawa cahaya kebenaran yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Dewan Juri dan peserta lomba pidato yang saya hormati,
Perlu diketahui bahwa kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. Keluarga juga diyakini sebagai wadah pertama dan utama dalam pembentukan kepribadian manusia. Karena dalam keluarga terdapat rangkaian interaksi sosial yang terkait dengan peran dan fungsi keluarga seperti fungsi keagamaan, budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi, pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan.Untuk itu perlu penguatan dan pembentengan keluarga-keluarga tersebut melalui pendidikan agama, budi pekerti, dan sikap mental yang dimulai dari keluarga. Karena itu tatanan moral, akhlak, budi luhur dan rasa hormat harus dikuatkan dalam keluarga, sebagai dasar agar keluarga tersebut menjadi keluarga beradab dan berkualitas. Tanpa tatanan moral, akhlak, budi luhur dan rasa hormat yang dimulai dari setiap keluarga melalui pendidikan agama dan keteladanan, maka tatanan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara akan rapuh. Keluarga disebut beradab, apabila memiliki moral, akhlak, etika dan budi luhur untuk mencapai keluarga berkualitas.

Dewan juri yang saya hormati,
Untuk membangun keluarga berkualitas, maka dalam praktek sehari-hari kita hendaknya untuk lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga dalam suasana komunikasi dan interaksi yang harmonis yang pada akhirnya akan memberikan ketahanan keluarga yang lebih baik.Untuk itu, setiap keluarga perlu mewujudkan suasana budaya “dialog” yang lebih terbuka baik diantara anggota keluarga maupun dengan masyarakat di lingkungannya. Dengan keterbukaan yang didasari dengan rasa saling mengasihi dan saling pengertian sesama keluarga dan sesama warga bangsa, akan dapat melahirkan keluarga dan masyarakat yang berkepribadian dan bermoral tinggi dengan tidak meninggalkan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia, sebagai pilar pembangunan bangsa. Jika keluarga berkualitas maka bangsa pun akan bermartabat, artinya bangsa itu mempunyai kehormatan dan harga diri berhadapan dengan bangsa-bangsa yang lain.
Bapak, Ibu Undangan dan peserta yang berbahagia,
Ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan dalam rangka penguatan keluarga sebagai pilar pembangunan bangsa, yang pertama melalui pendidikan. Rasulullah SAW pernah bersabda:Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Sedang mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan pemiliknya dalam kedudukan yang terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat (Hadist Riwayat Ar-Rabii’). . Artinya, kalau kita menginginkan bangsa kita bangkit dan bermartabat, maka rahasianya adalah rumah tangganya dulu yang harus bermartabat, bagaimana membentuk keluarga bermartabat? yaitu melalui pendidikan yang berkualitas. Dengan berkualitasnya pendidikan yang diperoleh setiap anggota keluarga, tentu memberi nilai tambah atas segala bidang, termasuk pengetahuan kesehatan, agama, usaha, bekerja, dan sebagainya. Karena itu penting bagi kita menata pola dan sistem pendidikan yang baik di rumah tangga kita sendiri. Jika sejak awal pola pendidikan di rumah tertata baik, maka menjadi modal untuk tercapainya profesi-profesi sebagai pedagang, politikus, dosen, peneliti, arsitek, tentara, atau apapun. Tergantung pilihannya. Kalau kita menginginkan bangsa kita bangkit dan bermartabat, maka rahasianya adalah keluarganya dulu yang harus bermartabat. Seperti disebutkan dalam Al Quran ditegaskan quu anfusakum wa akhlikum naaro; Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Ini artinya, yang menjadi prioritas seharusnya adalah menjaga diri dan keluarga. Artinya kalau kita ingin berbuat sesuatu, sesudah kita memperbaiki diri selamatkan keluarga. mengambil pelajaran hanyalah orang-orang yang berakal.
Dewan Juri yang saya hormati,
Sosiolog Peter Berger dalam bukunya Pyramids of Scarfice, menyatkan bahwa cinta kasihlah satu-satunya motif yang paling dapat dipercaya bagi tindakan apapun untuk mengubah dunia kearah yang lebih baik. Maka, upaya kedua yang dapat kita lakukan dalam penguatan keluarga sebagai pilar pembangunan bangsa adalah menciptakan dan memelihara rasa cinta, kasih dan sayang dalam keluarga. Rasulullah SAW mengatakan dalam hadist riwayat Al-Hakim, “ Engkau tak mungkin bisa memenuhi semua orang dengan hartamu. Karenanya cukupilah dengan wajahmu yang riang dan watak yang baik”. Artinya, rasa cinta, kasih dan saying yang tulus dari setiap anggota keluarga akan mampu untuk melahirkan jiwa-jiwa yang berwatak baik. Dengan watak yang baik, akan melahirkan jiwa-jiwa berkualitas sehingga mampu untuk mengakat harkat dan martabat diri, keluarga dan bangsa kea rah yang lebih baik lagi.
Dewan juri, para undangan dan peserta lomba yang berbahagia
Keluarga yang berilmu akan mampu untuk mengangkat harkat dan martabat bangsanya, keluarga yang berilmu akan menjadi pilar pembangunan bagi bangsanya di segala bidang. Karena dengan semakin banyak terwujudnya keluarga berkualitas akan menciptakan bangsa yang bermartabat. Jika keluarga memiliki ketahanan, dalam arti sejahtera lahir dan batin maka keluarga itu akan menjadi pilar pembangunan bangsa. Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar: 9: Katakanlah (wahai Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang berpengetahuan dengan orang yang tidak berpengetahuan?” Sesungguhnya yang mampu mengambil pelajaran hanyalah orang-orang yang berakal.
Demikian isi pidato singkat saya, lebih dan kurang saya mohon maaf, kepada Allah saya mohon ampun. Albirru Manittaqo. Wabillahitaufiq walhidayah, wassalamualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar